About me

Rabu, 27 Agustus 2014

biru #2



Kawan, ingin rasaku mengajakmu ke laut. Tak perlu ke tengah cukup di pinggir saja. Di atas pasir pantai yang putih dan lembut. Tak perlu membasahi diri dengan kuyup. Cukup bermain riak kecil yang menebur kerikil. Akan kutemani kau duduk, hingga tinggi kepalamu searah dengan garis horizon yang kulihat.
Kawan, ingin satu titikku ada dalam pandangmu. Menyaksikan birunya laut yang dihamparkan. Merasakan luasnya laut selapang hati kita. Tak perlu ada rongga, sekat, apalagi batas. Berkali deburan ombak, menampakkan kekuatan. Berjuta buih yang diterbangkan, melembutkan sentuhan.
Kawan, lihatlah di titik yang sama. Ada birunya langit yang dibentangkan. Bukankah seharusnya ia lebih tinggi? Tapi ia searah dengan garis horizon yang kau lihat. Ia terbentang menyelimuti kita. Tanpa batas. Meninggikan asa, cita, dan cinta yang musykil menjadi ada.

Kawan, lihatlah lebih lamat. Ada garis horizon diantaranya. Tapi dimanakah ujungnya? Ia terlalu luas dan tinggi. Kau tak pernah tahu ujung hasilnya. Kita hanya perlu menikmati tiap deburan ombak dan arakan awan.
Kawan, inginku melihat biru. Membersamai kita dalam satu cawan memori. Di satu titik yang akan menemani sebuah perjalanan panjang. Meniti asa yang tak ingin berbias.
Kawan, adakah langit dan laut bertemu di ujung sana? Bersentuhan dan saling menyapa di ujung horizon itu?
Mungkin suatu saat biru menyebutkannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar