About me

Kamis, 26 Juni 2014

monolog



Seandainya padang pasir tidak gersang, bisa jadi oase tidak berarti apa-apa baginya. Seperti Qais yang jika Laila bukan siapa-siapa maka tidak akan tercipta seribu sajak indah untuknya. Bahkan, ia sendiripun tak pernah tahu ending kisahnya, hingga ia kini lebih dikenal dengan sebutan Majnun. Qais yang majnun. Mungkin begitu juga insan. Jika hati tak lekat-lekat menerima hikmah, ia akan terkurung. Sakit. Lantas menolak kebaikan –tersirat- bahkan tersurat sekalipun. Padahal jika sedikit saja mau memahami; tidak ada di dunia ini seorang yang jahat, hanya saja mereka belum merasakan kebaikan yang kita miliki. Mungkin semua insan bisa membuka celah hati untuk memahami satu sama lain. Memahami insan tak hayal seperti memahami diri sendiri. Tidak melakukan hal-hal yang tidak ingin kita menerimanya. Sulit. Tentu saja. Karena memahami diri sendiripun tidak mudah. Ada hasrat yang menggebu, ada pikir yang berpola, ada karakter yang menyatu. Maka kuncinya adalah membuka diri. Saling memahami. Dan saling berbagi.