Membingkai sebuah kenangan , menyimpannya dalam sebuah
figura biru yang cantik seperti memasukkan aseton pekat ke dalam botol Schott
dan menutupnya rapat-rapat karena tidak ingin senyawa mahal tersebut volatil
begitu saja. Beginilah, bak epik diri di kosan tercinta.
Syahdan.. di tahun 2009 beberapa akhwat yang memiliki bakat
terpendam, atau yang merasa memiliki suara enak didengar di telinganya sendiri,
atau yang tanpa disadari saat menulis saat berjalan saat duduk selalu
menggumamkan sebuah nada, atau yang menyimpan segudang nasyid di hp dan
laptopnya, atau yang bercita-cita ingin seperti Siti Nurhaliza (huks!)
berkumpul, bertekad ingin melakukan syiar di dalam syair.
Di awal tahun 2009 (bulannya lupa, apalagi tanggalnya),
akhwat-akhwat yang panggil saja YN, FNA, IM, PR, SS dan TR (formasi lengkapnya
lupa) coba-coba ikut ajang bergengsi di Fakultas MIPA. Gadis-gadis imut yang
baru tingkat dua di kampus IPB itu (pemudi 45) nekad mendaftarkan diri di acara
tersebut. Saat itu lagu yang dibawakan adalah nasyid yang dipopulerkan oleh Snada
“kasih putih”. Ekhem..