Dikeramaian waktu dan rotasi hidup. Sepotong episode terbentuk. Secara terminologi batin, cerminan diri belum bisa memantulkan seberkas cahaya keindahan. Kadang aku merasa seperti seorang kekasih yang lemah sekaligus kuat yang terikat oleh kebesaran kitab hati yang penuh duka. Begitu banyak permasalahan yang dihadapi setiap sosok manusia. Menjadi wadah yang harus senantiasa lebih besar dari wadah yang mereka miliki agar bisa menampung semua isi wadah mereka. Ya Allah, ini benar-benar tidak mudah. Berkali-kali meneteskan air mata. Berkali-kali pula Kau berikan kesempatan untuk melukiskan senyuman kembali.
Di awal perjalanan, aku merasa ini seperti
sebuah tayangan film yang bisa di “cut” oleh Sang sutradara atau diubah
skenarionya menjadi cerita bahagia. Atau aku merasa ini seperti sebuah mimpi
yang saat mencapai klimaks buruk berharap seseorang membangunkanku dari tidur
dengan cara apapun. Tapi ini kenyataan. Setiap orang memiliki permasalahan
besar. Bahkan ada yang sangat besar. Mempertaruhkan harga diri, keluarga, atau
nyawa.
Ada diantara saudaraku yang kondisi
keluarganya diambang batas kehancuran, atau yang bercerita bahwa dirinya tidak
menyukai lawan jenis, atau yang harus berurusan dengan pihak bank karena
sengketa rumah, atau yang tidak mampu bayar uang kuliah, atau yang harus
banting tulang mencari nafkah keluarga, atau yang diam-diam ternyata mengidap
penyakit parah, atau yang IPK nya dibawah 2, atau yang belum siap menikah
tetapi mendahului jodohnya, atau yang perang dingin dengan saudaranya, atau
yang tidak lancar halaqohnya, atau apapun masalahnya semua bersumber pada Allah
dan harus dikembalikan kepada Allah.
Ya Allah rasanya aku ingin ikut tersungkur
dalam genangan air mata dan sebuah empati yang sangat dalam. Aku hanya bisa
mengangguk dalam linangan air mata. Mengusap pundaknya dan berusaha tersenyum
menenangkan. Sahabatku ingatlah selalu janji Allah Qs. Al Baqarah: 286
“
Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia
mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari
kejahatan) yang dikerjakannya. (Mereka berdoa), “Ya Tuhan kami, janganlah
Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami salah. Ya Tuhan kami, janganlah
Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada
orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami
apa yang tak sanggup kami memikulnya. Maafkanlah kami, ampunilah kami, dan
rahmatilah kami. Engkaulah penolong kami, maka tolonglah kami terhadap kaum
yang kafir.”
Ya Allah, dari mereka aku begitu banyak
mendapat pelajaran dan hikmah. Dari mereka aku belajar sabar dan bersyukur. Ya
Allah aku begitu sangat memuji-Mu yang sudah menciptakan mereka. Sahabat yang
sangat sabar dan tegar. Sahabat yang tak pernah membenci siapapun dan berburuk
sangka apapun. Sahabat yang pandai menguasai hati. Sahabat yang selalu menjaga
amanah akademik dan organisasi tetap baik. Sahabat yang selalu tersenyum
menyemangati.
Diawal perjalanan ini akan menguatkan
pijakan selanjutnya. Setiap orang yang kutemui, terdapat banyak pelajaran
darinya. Ya Allah Kau menjadi saksi di setiap peristiwa-peristiwa yang terjadi.
Menjadi bagian diri dari peristiwa orang lain membuat hati ini lebih bersyukur
dan menyadari bahwa masalah pribadi yang dihadapi tidak sebanding dengan
masalah mereka.
Begitu banyak ihsanullah yang Engkau
anugerahkan dan tiada jua terhitung. Sungguh, tiada mampu lisan ini berucap,
kecuali atas izin-Mu, tiada mampu kaki ini melangkah kecuali atas kehendak-Mu.
Bergulirnya waktu harus senantiasa mendewasakan dan menguatkan mentalitas
karena sesungguhnya Engkau senantiasa mentarbiyah diri ini dalam setiap
kesempatan.
Dan ayat-ayat cintaMu selalu menjadi embun
penyejuk hati ini
“Serulah
(manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pengajaran yang baik, dan
berdebatlah dengan mereka dengan jalan yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu, dialah
yang mengetahui siapa yang sesat dari jalan-Nya dan Dia lebih mengetahui siapa
yang mendapat petunjuk” (Qs. An Nahl:125)
“Wahai
nabi (Muhammad)! Kobarkanlah semangat para mukmin untuk berperang. Jika ada dua
puluh orang sabar diantara kamu, niscaya mereka dapat mengalahkan dua ratus
orang musuh. Dan jika ada seratus orang yang sabar diantara kamu, niscaya
mereka dapat mengalahkan seribu orang kafir, karena orang-orang kafir itu
adalah kaum yang tidak mengerti.” (Qs. Al Anfal:65)
“Wahai
orang-orang yang beriman! Bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan
tetaplah bersiap siaga (di perbatasan negerimu) dan bertakwalah kepada Allah
agar kamu beruntung.” (Qs. Ali Imran: 200)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar